Selasa, 17 April 2012

PERUPA INDONESIA DOLANAN ANAK INDONESIA BERKANCAH DI NEGERI SAKURA


(nationalgeographic.co.id)

Niken Larasati telah memperkenalkan permaianan tradisional anak Indonesia di Negeri Sakura. Tidak hanya itu perupa Indonesia ini juga mengajarkan 111 kosakata Bahasa Jawa. Kedua hal tersebut mampu menarik perhatian universitas di Jepang, Indonesia diapresiasi memiliki keberagaman kebudayaan dan kebahasaan.
Adapun cara yang ditempuh oleh Niken dalam  perkenalan tersebut adalah melalui pengadaan pameran tunggal di GBI Shinjuku-Ku Tokyo, Jepang pada 17 Maret s.d. 19 Juni 2012. Pameran tersebut akan menampilkan 22 lukisan bertema dolanan , permainan  tradisional anak Indonesia.

Era yang semakin maju berbanding lurus dengan perkembangan kognitif yang dimiliki oleh anak. Hal ini dibuktikan dalam  pemilihan permainan anak lebih memilih permainan di komputer (termasuk dunia maya) dibandingkan  permainan tradisional. Dengan kata lain, kebanyakan anak tak mengenal permainan tradisional seperti engklek, jamuran, dan sebagainya. Mengacu pada fakta tragis tersebut , Niken memiliki sebuah pertanyaan “Apakah  jika sudah modern lantas meninggalkan permainan tradisional?”.

Pada hakikatnya permainan tradisional memiliki esensi lebih dibandingkan dengan permainan modern, Niken meyakini hal tersebut. Sebagai contoh, permainan gobak sodor mampu menyehatkan anak sebab dalam permainan tersebut mengandung unsur berlari. Selanjutnya, engklek yang memiliki esensi melatih keseimbangan anak (dalam  hal gerak dan berpikir ). Ada juga permainan jamuran yang dilakukan sengan bergandengan tangan mampu membina persatuan, kerukunan melalui kebersamaan.

Melalui permainan tersebut anak memperoleh berbagai pelajaran dan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adaptasi tersebut dibuktikan dengan adanya keterlibatan anak dalam interaksi sosial dan emosi dengan  pasangan bermainnya.” Saat itulah terjadi pengembangan tenggang rasa, serta kemampuan menerima perbedaan konsekuen dalam  menerima kekalahan”, ujar Niken.

Niken khawatir jika permainan tradisional punah ditelan massa dan tidak ada dokumentasi yang tersisa. Oleh karena itu, dibuatlah media lukisan sebagai dokumentasi sejarah  berbagai permainan tersebut. 
Buah karya Niken Larasati menarik perhatian Seiichi Okawa, Ketua Umum Graha Budaya Indonesia (GBI) di Tokyo. Sesuatu hal penting yang diungkapkan oleh Okawa adalah  secara serius menunjukkan pada dunia bahwa dolanan  tradisional anak Indonesia sangat menyenangkan jika dimainkan. Ditegaskan pula bahwa permainan ini mengandung unsur kebersamaan, kerukunan , serta olah raga.

[1] Olivia Lewi Pramesti [2] Asnawa Dikta, April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar