![]() |
| (nationalgeographic.co.id) |
Niken
Larasati telah memperkenalkan permaianan tradisional anak Indonesia di Negeri
Sakura. Tidak hanya itu perupa Indonesia ini juga mengajarkan 111 kosakata
Bahasa Jawa. Kedua hal tersebut mampu menarik perhatian universitas di Jepang,
Indonesia diapresiasi memiliki keberagaman kebudayaan dan kebahasaan.
Adapun
cara yang ditempuh oleh Niken dalam
perkenalan tersebut adalah melalui pengadaan pameran tunggal di GBI Shinjuku-Ku Tokyo, Jepang pada 17
Maret s.d. 19 Juni 2012. Pameran tersebut akan menampilkan 22 lukisan bertema dolanan , permainan tradisional anak Indonesia.
Era
yang semakin maju berbanding lurus dengan perkembangan kognitif yang dimiliki
oleh anak. Hal ini dibuktikan dalam pemilihan
permainan anak lebih memilih permainan di komputer (termasuk dunia maya)
dibandingkan permainan tradisional.
Dengan kata lain, kebanyakan anak tak mengenal permainan tradisional seperti engklek, jamuran, dan sebagainya.
Mengacu pada fakta tragis tersebut , Niken memiliki sebuah pertanyaan
“Apakah jika sudah modern lantas meninggalkan permainan tradisional?”.
Pada hakikatnya permainan tradisional memiliki
esensi lebih dibandingkan dengan permainan modern,
Niken meyakini hal tersebut. Sebagai contoh, permainan gobak sodor mampu menyehatkan anak sebab dalam permainan tersebut
mengandung unsur berlari. Selanjutnya, engklek
yang memiliki esensi melatih keseimbangan anak (dalam hal gerak dan berpikir ). Ada juga permainan jamuran yang dilakukan sengan
bergandengan tangan mampu membina persatuan, kerukunan melalui kebersamaan.
Melalui
permainan tersebut anak memperoleh berbagai pelajaran dan kesempatan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adaptasi tersebut dibuktikan dengan adanya
keterlibatan anak dalam interaksi sosial dan emosi dengan pasangan bermainnya.” Saat itulah terjadi
pengembangan tenggang rasa, serta kemampuan menerima perbedaan konsekuen
dalam menerima kekalahan”, ujar Niken.
Niken
khawatir jika permainan tradisional punah ditelan massa dan tidak ada
dokumentasi yang tersisa. Oleh karena itu, dibuatlah media lukisan sebagai
dokumentasi sejarah berbagai permainan
tersebut.
Buah
karya Niken Larasati menarik perhatian Seiichi Okawa, Ketua Umum Graha Budaya
Indonesia (GBI) di Tokyo. Sesuatu hal penting yang diungkapkan oleh Okawa
adalah secara serius menunjukkan pada
dunia bahwa dolanan tradisional anak Indonesia sangat
menyenangkan jika dimainkan. Ditegaskan pula bahwa permainan ini mengandung
unsur kebersamaan, kerukunan , serta olah raga.
[1] Olivia Lewi Pramesti [2] Asnawa Dikta, April 2012
[1] Olivia Lewi Pramesti [2] Asnawa Dikta, April 2012

Tidak ada komentar:
Posting Komentar